Bill Of Material: Pengertian, Jenis dan Manfaatnya
Bill of Material seringkali dianggap sekadar daftar komponen dalam proses produksi, namun kenyataannya, banyak perusahaan justru mengalami kerugian besar karena tidak memahami konsep ini secara menyeluruh. Bayangkan jika satu komponen hilang, salah spesifikasi, atau jumlahnya tidak sesuai, maka rantai produksi bisa terhenti, biaya membengkak, bahkan kepercayaan pelanggan bisa runtuh. Inilah ketakutan nyata yang menghantui bisnis manufaktur, di mana kesalahan kecil dalam pengelolaan Bill of Material dapat berujung pada dampak besar yang mengancam kelancaran operasional perusahaan.
Namun, kabar baiknya adalah Bill of Material justru diciptakan sebagai solusi untuk mengatasi risiko tersebut. Dengan menyusunnya secara tepat, perusahaan dapat memastikan setiap bahan baku, komponen, hingga sub-assembly terorganisir rapi, sehingga produksi berjalan efisien tanpa hambatan.
Apa itu Bill of Material?
Bill of Material (BOM) adalah sebuah daftar terstruktur yang berisi semua komponen, bahan baku, sub-komponen, hingga instruksi yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu produk. Bisa dibilang, BOM merupakan “resep” bagi dunia manufaktur, karena di dalamnya tercantum detail mulai dari nama material, jumlah yang diperlukan, kode identifikasi, hingga urutan perakitannya.
Fungsi Bill of Material
Fungsi utama Bill of Material (BOM) tidak hanya sebatas daftar bahan baku, melainkan sebagai tulang punggung koordinasi dalam proses manufaktur. Pertama, BOM berfungsi sebagai panduan produksi, karena di dalamnya terdapat detail bahan, jumlah, dan urutan perakitan yang memastikan produk dibuat sesuai standar. Kedua, BOM mendukung perencanaan kebutuhan material (MRP), sehingga tim pengadaan bisa memesan bahan tepat waktu dan mencegah kekurangan stok.
Selain itu, BOM juga berfungsi untuk menjaga konsistensi kualitas, karena setiap produk diproduksi berdasarkan spesifikasi yang sama. Fungsi lainnya adalah mempermudah pengendalian biaya, sebab perusahaan dapat menghitung kebutuhan material secara presisi sehingga terhindar dari pemborosan. Terakhir, BOM memfasilitasi komunikasi antar departemen—mulai dari desain, produksi, hingga keuangan—agar semua tim bekerja dengan acuan data yang sama.
Baca juga: 10 Software Manufaktur Terbaik di Indonesia 2025
Jenis-Jenis Bill of Material (BOM)
Jenis-jenis Bill of Material (BOM) dalam industri manufaktur cukup beragam, karena setiap perusahaan punya kebutuhan berbeda tergantung pada proses produksinya. Secara umum, berikut penjelasannya:
Berdasarkan Penggunaannya dalam Departemen
1. Engineering Bill of Material (EBOM)
Jenis ini dibuat oleh tim desain atau engineering dan berisi struktur produk berdasarkan rancangan teknis. EBOM biasanya mencantumkan spesifikasi material, ukuran, hingga versi produk yang masih dalam tahap desain.
2. Manufacturing Bill of Material (MBOM)
MBOM digunakan oleh tim produksi dan mencakup seluruh bahan, sub-komponen, hingga instruksi perakitan sesuai dengan proses manufaktur. BOM ini penting untuk memastikan produk dapat diproduksi sesuai standar dan efisiensi yang diinginkan.
3. Sales Bill of Material (Sales BOM)
Jenis ini digunakan oleh tim penjualan. Dalam Sales BOM, produk dijual sebagai item jadi tetapi komponen-komponennya masih terlihat, sehingga berguna untuk produk yang dirakit setelah penjualan (assemble-to-order).
4. Service Bill of Material (Service BOM)
Service BOM berisi daftar komponen yang relevan untuk pemeliharaan atau perbaikan produk. Biasanya digunakan oleh tim after-sales atau teknisi servis.
5. Configurable Bill of Material (CBOM)
CBOM dipakai untuk produk dengan banyak variasi atau opsi konfigurasi. Contohnya pada industri otomotif, di mana satu model mobil bisa memiliki ratusan kombinasi fitur berbeda.
Berdasarkan Struktur Penyajian Data
Single-Level Bill of Materials (BOM)
Single-Level BOM adalah format paling sederhana yang hanya menampilkan daftar komponen langsung yang dibutuhkan untuk merakit sebuah produk atau sub-assembly. BOM jenis ini cocok digunakan untuk produk sederhana tanpa banyak turunan komponen. Kekurangannya, jika produk memiliki banyak level perakitan, informasi menjadi kurang detail dan rawan terlewat.
Indented Bill of Materials (BOM)
Indented BOM menampilkan struktur hierarki produk dengan format bertingkat. Item utama berada di margin kiri, sementara komponen atau sub-komponen yang lebih detail ditampilkan menjorok ke kanan. Penyajian ini membantu tim produksi melihat hubungan antar-komponen secara lebih jelas, sehingga lebih akurat untuk produk kompleks.
Modular Bill of Materials (BOM)
Modular BOM digunakan untuk mendefinisikan sub-assembly dalam satu produk akhir. Di dalamnya tercantum komponen material, dokumen, gambar teknik, hingga bagian pendukung lainnya. Jenis ini sangat berguna bagi industri yang memproduksi produk dengan banyak modul atau varian, misalnya elektronik dan otomotif.
Planning Bill of Materials (BOM)
Planning BOM dipakai dalam konteks perencanaan dan peramalan. Berbeda dengan BOM fisik, planning BOM tidak menggambarkan produk nyata, melainkan struktur bayangan (composite product) untuk tujuan estimasi permintaan, penjadwalan, dan perencanaan material. Jenis ini biasanya digunakan oleh tim perencanaan produksi (MPS/MRP).
Format Bill of Material
Format Bill of Material (BOM) pada dasarnya berbentuk tabel yang berisi rincian semua material, komponen, hingga instruksi perakitan yang dibutuhkan untuk membuat suatu produk. Meskipun setiap perusahaan bisa menyesuaikan sesuai kebutuhan dan sistem yang digunakan (misalnya ERP atau spreadsheet), umumnya format BOM mencakup elemen-elemen berikut:
- Nomor Item / Item Number → Kode unik untuk setiap komponen atau material.
- Deskripsi Material → Nama atau keterangan singkat tentang material/komponen.
- Part Number / Kode Material → Nomor identifikasi khusus dari material (bisa internal perusahaan atau dari vendor).
- Level BOM → Menunjukkan posisi material dalam struktur (misalnya bahan utama, sub-assembly, komponen kecil).
- Quantity / Jumlah → Jumlah komponen yang dibutuhkan untuk satu produk jadi.
- Satuan (Unit of Measure) → Misalnya pcs, kg, meter, liter.
- Procurement Type → Keterangan apakah bahan dibeli (purchased) atau diproduksi (manufactured).
- Reference Designator → Biasanya dipakai dalam industri elektronik, untuk menunjukkan letak komponen dalam rangkaian.
- Notes / Catatan Tambahan → Informasi tambahan seperti spesifikasi teknis, alternatif material, atau instruksi khusus.
Contoh sederhana format BOM bisa seperti ini:

Struktur Bill of Material
Struktur Bill of Material (BOM) pada dasarnya menggambarkan bagaimana sebuah produk jadi dibentuk dari kumpulan bahan baku, komponen, dan sub-assembly. Berikut Struktur Bill
1. Struktur Standar (Tree Structure/Pyramid Structure)
Struktur ini berbentuk piramida dengan produk akhir di bagian paling atas, lalu sub-assembly di tengah, dan komponen atau bahan baku di bagian bawah. Ciri khasnya, jumlah produk akhir relatif sedikit, sementara sub-assembly dan komponen jauh lebih banyak.
Produk jadi biasanya disimpan sebagai stok, sehingga strukturnya cocok untuk sistem produksi make-to-stock (MTS). Contohnya pada industri makanan kemasan, di mana komponen seperti bahan baku dan kemasan dirakit menjadi produk jadi untuk disimpan di gudang.
2. Struktur Modular (Bourglas Structure)
Struktur ini lebih fleksibel karena memungkinkan satu set sub-assembly digunakan untuk merakit banyak produk akhir yang berbeda. Posisi hierarkinya tetap sama (produk akhir di puncak, sub-assembly di tengah, komponen di bawah), tetapi jumlah produk akhir bisa lebih banyak dibandingkan sub-assembly.
Model ini sangat mendukung sistem produksi assemble-to-order (ATO), karena sub-assembly sudah tersedia dan tinggal dirakit sesuai pesanan pelanggan. Contohnya pada industri elektronik atau otomotif, di mana modul seperti mesin, dashboard, atau sistem audio bisa digunakan untuk berbagai tipe produk.
Cara Membuat Bill of Material (BOM)
Membuat BOM bukan hanya soal menyusun daftar bahan, tetapi juga memastikan struktur produk terdokumentasi dengan baik agar mendukung produksi, perencanaan material, dan pengendalian biaya. Berikut langkah-langkah umum yang biasanya dilakukan perusahaan:
1. Tentukan Produk Akhir
Langkah pertama adalah menetapkan produk apa yang ingin dibuat. Produk akhir ini akan menjadi item induk (parent item) dalam struktur BOM. Misalnya, sebuah sepeda, meja, atau perangkat elektronik.
2. Identifikasi Komponen dan Sub-Assembly
Daftar semua bahan baku, komponen, dan sub-assembly yang diperlukan untuk merakit produk akhir. Setiap komponen harus jelas, mulai dari material utama hingga detail kecil seperti baut atau kabel.
3. Susun Struktur Hierarki
Atur komponen dalam bentuk hierarki: produk akhir di level atas, sub-assembly di tengah, dan komponen atau bahan baku di level bawah. Untuk produk sederhana bisa menggunakan single-level BOM, sementara produk kompleks lebih tepat menggunakan multi-level/indented BOM.
4. Tentukan Detail Informasi Setiap Item
Untuk setiap komponen, lengkapi informasi penting seperti:
- Nomor part atau kode material.
- Deskripsi item.
- Jumlah (quantity) yang dibutuhkan.
- Satuan ukur (pcs, kg, m, liter).
- Jenis procurement (dibeli atau diproduksi sendiri).
- Catatan teknis bila diperlukan.
5. Gunakan Template atau Software
BOM bisa dibuat secara manual menggunakan Excel/Spreadsheet dengan format tabel. Namun, untuk produksi skala besar, lebih baik menggunakan software ERP atau sistem MRP yang mendukung BOM, sehingga data bisa terhubung langsung dengan inventaris, perencanaan produksi, hingga costing.
6. Review dan Validasi
Setelah BOM selesai disusun, lakukan pengecekan ulang bersama tim desain, produksi, dan pengadaan. Hal ini penting agar tidak ada material yang tertinggal atau salah spesifikasi. BOM yang tervalidasi akan menjadi acuan resmi dalam proses produksi.
Kesimpulan
Bill of Material (BOM) bukan hanya daftar bahan baku, melainkan fondasi penting dalam proses manufaktur. Dengan BOM, perusahaan dapat memastikan seluruh material, komponen, hingga sub-assembly tercatat rapi dalam struktur yang jelas, sehingga proses produksi lebih terencana, biaya lebih terkendali, dan kualitas produk tetap konsisten. Beragam jenis dan struktur BOM—baik berdasarkan fungsi departemen maupun cara penyajian data—memberikan fleksibilitas agar perusahaan dapat menyesuaikannya dengan kebutuhan operasional masing-masing.
Namun, pengelolaan BOM akan jauh lebih efektif jika terintegrasi dengan sistem modern seperti ERP. Software ERP membantu perusahaan meminimalisir kesalahan, mempercepat perencanaan material, dan mempermudah koordinasi lintas departemen. Jika Anda ingin mengetahui bagaimana memilih software ERP yang tepat untuk mengelola Bill of Material dengan lebih efisien, Anda bisa konsultasi gratis dengan tim review-erp. Tim kami siap membantu merekomendasikan solusi terbaik sesuai kebutuhan bisnis Anda agar produksi berjalan lancar dan kompetitif di tengah persaingan industri.