Work in Progress: Jenis, Manfaat dan Cara Menghitungnya
Work in Progress menjadi salah satu indikator penting yang sering diperhatikan oleh perusahaan dan tim proyek dalam mengelola alur kerja. Keberadaannya mencerminkan jumlah pekerjaan atau produk yang sedang berada dalam proses penyelesaian, sehingga memberikan gambaran tentang kapasitas, efisiensi, dan potensi hambatan dalam aktivitas operasional sehari-hari.
Selain itu, pengelolaan work in progress yang tepat berkontribusi pada pengambilan keputusan yang lebih responsif dan perencanaan sumber daya yang lebih efektif. Dengan memperhatikan level pekerjaan yang sedang berlangsung, organisasi dapat meminimalkan risiko penumpukan atau keterlambatan, sekaligus menjaga kualitas hasil akhir.
- Apa itu Work in Progress?
- Perbedaan Work in Progress dan Work in Process
- Jenis-jenis Work in Progress
- Metode Pengukuran Work in Progress
- Cara Menghitung Work in Progress
- Contoh Work in Progress dalam Industri Manufaktur
- Teknologi Pendukung Work in Progress
- Contoh Brand ERP dengan Fitur Pendukung WIP
- Kesimpulan
Apa itu Work in Progress?
Work in Progress (WIP) merujuk pada barang, tugas, atau proyek yang sedang berada dalam tahap pengerjaan tetapi belum selesai sepenuhnya. Dalam konteks manufaktur, WIP biasanya berupa produk setengah jadi yang masih melewati proses produksi sebelum menjadi barang jadi.
Sedangkan dalam konteks proyek atau layanan, WIP bisa berupa tugas atau pekerjaan yang belum tuntas namun sudah dimulai. Konsep WIP tidak hanya menunjukkan aktivitas yang sedang berlangsung, tetapi juga menjadi indikator seberapa lancar aliran kerja, kapasitas produksi, dan potensi bottleneck.
Manfaat Work in Progress
Manfaat Work in Progress (WIP) sangat beragam dan memberikan dampak langsung terhadap efisiensi operasional serta kualitas hasil kerja. Dengan memantau WIP, organisasi atau tim proyek dapat memperoleh pemahaman yang lebih jelas mengenai aliran pekerjaan, mengidentifikasi potensi masalah sebelum menjadi besar, dan mengatur sumber daya secara lebih efektif. Beberapa manfaat WIP antara lain:
- Memberikan gambaran real-time tentang status pekerjaan atau produksi.
- Membantu mendeteksi hambatan atau bottleneck dalam proses.
- Mempermudah perencanaan kapasitas dan alokasi sumber daya.
- Mengurangi risiko keterlambatan atau penumpukan pekerjaan.
- Meningkatkan efisiensi alur kerja dan penggunaan material.
- Mendukung pengambilan keputusan berbasis data untuk perbaikan proses.
- Menjaga kualitas hasil akhir dengan memonitor progres secara konsisten.
Peran WIP dalam Manajemen Produksi dan Proyek
Peran Work in Progress (WIP) dalam manajemen produksi dan proyek sangat penting karena membantu perusahaan atau tim memahami alur kerja, mengidentifikasi hambatan, dan mengoptimalkan sumber daya. Secara keseluruhan, WIP berfungsi sebagai indikator kesehatan proses, alat pengendalian efisiensi, dan dasar untuk perencanaan kapasitas.
Dengan memantau WIP, organisasi dapat memastikan proses berjalan lancar, mengurangi risiko penumpukan pekerjaan, dan meningkatkan kualitas hasil akhir. Beberapa peran WIP dalam manajemen produksi dan proyek antara lain:
- Menjadi alat ukur efisiensi dan produktivitas tim atau lini produksi.
- Menjadi indikator sejauh mana proses produksi atau proyek sedang berjalan.
- Membantu mendeteksi bottleneck atau hambatan dalam alur kerja.
- Mempermudah perencanaan kapasitas dan alokasi sumber daya.
- Mengoptimalkan penggunaan waktu, tenaga kerja, dan material.
- Memberikan dasar untuk pengambilan keputusan dalam perbaikan proses.
- Meminimalkan risiko keterlambatan atau penumpukan pekerjaan.
Perbedaan Work in Progress dan Work in Process
Istilah Work in Progress (WIP) dan Work in Process (WIP) sering terdengar serupa, namun memiliki perbedaan yang penting untuk dipahami. Work in Process biasanya merujuk pada barang atau produk yang sedang berada di lini produksi, yaitu tahap di mana bahan baku sudah mulai diproses tetapi belum selesai menjadi produk jadi. Contohnya, lembaran logam yang sedang dipotong dan dibentuk menjadi komponen mesin masih termasuk Work in Process.
Sementara itu, Work in Progress lebih luas cakupannya karena mencakup keseluruhan proyek atau produksi yang sedang berjalan, termasuk perencanaan, pengolahan, hingga pengawasan terhadap proses produksi yang belum selesai. Dengan kata lain, Work in Progress menekankan status keseluruhan proyek atau aktivitas yang sedang berlangsung, sedangkan Work in Process fokus pada tahap fisik produksi dari barang itu sendiri.
Jenis-jenis Work in Progress
Work in Progress (WIP) bukan hanya sekadar barang atau proyek yang belum selesai, tetapi juga mencakup berbagai jenis yang berbeda tergantung dari sifat dan tahapannya. Memahami jenis-jenis WIP membantu perusahaan dalam mengelola inventaris, memantau biaya, dan meningkatkan efisiensi produksi. Dengan klasifikasi yang jelas, manajer dapat lebih mudah menentukan prioritas, memprediksi kebutuhan sumber daya, dan mengoptimalkan proses kerja.
1. Raw Material in Progress
Jenis ini mencakup bahan baku yang telah mulai diproses tetapi belum berubah menjadi komponen atau produk setengah jadi. Contohnya adalah kain yang sudah dipotong menjadi pola tertentu untuk produksi pakaian. Manajemen bahan baku pada tahap ini penting untuk meminimalkan pemborosan dan memastikan kontinuitas produksi.
2. Component or Sub-Assembly in Progress
WIP ini merujuk pada bagian-bagian produk yang sedang dirakit atau dikombinasikan menjadi komponen yang lebih kompleks. Misalnya, papan sirkuit elektronik yang sudah dirakit sebagian tetapi belum menjadi produk final. Jenis ini memerlukan pengawasan ketat untuk memastikan kualitas dan kesesuaian spesifikasi.
3. Final Assembly in Progress
Pada tahap ini, produk hampir selesai dan tinggal dirakit atau diselesaikan menjadi barang jadi. Contohnya adalah mobil yang sudah melalui sebagian besar proses perakitan tetapi belum menjalani inspeksi akhir. Pemantauan WIP di tahap ini penting untuk menghindari keterlambatan pengiriman dan memastikan standar kualitas terpenuhi.
4. Project or Contract in Progress
Jenis WIP ini lebih luas dan biasanya ditemukan pada industri jasa atau proyek besar, seperti konstruksi atau pengembangan perangkat lunak. Work in Progress di sini mencakup semua aktivitas yang terkait dengan proyek, termasuk perencanaan, eksekusi, dan pengawasan, bukan hanya produk fisik.
5. Maintenance or Repair Work in Progress
Beberapa perusahaan juga mencatat WIP untuk kegiatan perbaikan atau pemeliharaan peralatan. Misalnya, mesin yang sedang diperbaiki di workshop tetapi belum siap digunakan kembali. Jenis ini membantu perusahaan memantau biaya pemeliharaan dan waktu downtime.
Metode Pengukuran Work in Progress
mengukur Work in Progress (WIP) secara akurat sangat penting untuk mengetahui nilai inventaris yang sedang diproses dan memastikan pencatatan biaya produksi yang tepat. Pengukuran yang tepat membantu perusahaan dalam mengendalikan biaya, merencanakan kebutuhan bahan baku, dan mengevaluasi efisiensi proses produksi. Terdapat beberapa metode yang umum digunakan untuk menilai WIP, masing-masing dengan pendekatan dan keunggulannya sendiri.
1. Percentage of Completion Method
Metode ini menghitung WIP berdasarkan persentase penyelesaian proses produksi. Misalnya, jika suatu produk telah selesai 60% dari total proses, maka nilai WIP dihitung sebesar 60% dari biaya produksi total. Metode ini sering digunakan dalam proyek atau produksi jangka panjang, seperti konstruksi dan pembuatan kapal, karena memberikan estimasi yang realistis terhadap progres pekerjaan.
2. Physical Units Method
Dalam metode ini, WIP dihitung berdasarkan jumlah unit fisik yang sedang diproses tanpa mempertimbangkan biaya secara detail. Misalnya, dari 100 unit barang, 40 unit berada dalam proses, maka WIP dinilai sebagai 40% dari total produksi. Metode ini sederhana dan mudah diterapkan, cocok untuk produksi massal dengan produk seragam.
3. Weighted Average Cost Method
Metode ini menggunakan rata-rata biaya produksi per unit untuk menilai WIP. Semua biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead yang dikeluarkan hingga saat ini dibagi rata ke seluruh unit yang sedang diproduksi. Pendekatan ini membantu menstabilkan fluktuasi biaya dan memberikan nilai WIP yang lebih konsisten.
4. First-In, First-Out (FIFO) Method
Dengan metode FIFO, unit yang pertama kali diproses dianggap selesai terlebih dahulu, sehingga WIP hanya mencakup unit yang diproses terakhir. Misalnya, barang yang baru masuk ke lini produksi akan dicatat sebagai WIP sampai selesai. Metode ini mempermudah pencatatan biaya produksi dan sangat berguna untuk produk yang mudah rusak atau memiliki umur simpan pendek.
Baca juga: Just in Time Manufacturing: Definisi, Manfaat dan Cara Kerjanya
Cara Menghitung Work in Progress
Menghitung Work in Progress (WIP) merupakan langkah penting bagi perusahaan manufaktur maupun jasa proyek untuk mengetahui nilai inventaris yang sedang diproses dan memastikan pencatatan biaya produksi yang akurat. Perhitungan WIP membantu manajemen dalam mengendalikan biaya, merencanakan kebutuhan bahan baku, dan memantau progres produksi. Ada beberapa pendekatan yang umum digunakan untuk menghitung WIP, tergantung pada kompleksitas produksi dan jenis industri.

Rumus dasar untuk menghitung WIP :
WIP = Biaya Awal WIP + Biaya Produksi yang Ditambahkan − Biaya Barang Jadi
Di sini, Biaya Awal WIP adalah nilai WIP dari periode sebelumnya, Biaya Produksi yang Ditambahkan meliputi bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik selama periode berjalan, sedangkan Biaya Barang Jadi adalah nilai produk yang telah selesai dan siap dijual.
Contoh sederhana: Jika sebuah pabrik memiliki WIP awal sebesar Rp 50.000.000, menambahkan biaya produksi Rp 120.000.000, dan barang jadi senilai Rp 100.000.000, maka WIP akhir dihitung sebagai:
WIP = 50.000.000 + 120.000.000 − 100.000.000 = 70.000.000
Selain metode dasar ini, ada pula metode persentase penyelesaian (percentage of completion) untuk menghitung WIP berdasarkan tingkat penyelesaian produk. Misalnya, jika sebuah proyek telah selesai 60% dari total biaya produksi, maka WIP dihitung sebagai 60% dari total biaya yang dikeluarkan hingga saat ini. Metode ini lebih akurat untuk proyek jangka panjang atau produksi dengan banyak tahapan.
Contoh Work in Progress dalam Industri Manufaktur
Dalam industri manufaktur, Work in Progress (WIP) merujuk pada barang yang telah memulai proses produksi tetapi belum selesai menjadi produk jadi. WIP mencakup semua produk yang berada di tahap perakitan, pengolahan, atau inspeksi, dan keberadaannya sangat penting untuk memantau efisiensi serta aliran produksi. Berikut beberapa contoh nyata WIP di berbagai industri:
- Industri Otomotif: Mobil yang telah melalui perakitan rangka dan mesin namun belum dipasang interior, kaca, atau cat akhir termasuk WIP. Tahapan ini menunjukkan bahwa material sudah digunakan, tetapi produk belum siap dijual.
- Industri Elektronik: Papan sirkuit cetak (PCB) yang sudah dipasang beberapa komponen elektronik namun belum diuji fungsinya atau belum dikemas merupakan WIP. Produk ini masih memerlukan proses tambahan untuk mencapai standar kualitas.
- Industri Makanan dan Minuman: Adonan roti yang sudah dicetak tetapi belum dipanggang masuk kategori WIP, karena meskipun bentuknya mulai terlihat, produk tersebut belum bisa dikonsumsi atau dijual.
- Industri Tekstil: Kain yang sudah dicetak pola atau dijahit sebagian menjadi pakaian tetapi belum melalui proses finishing, pemotongan label, atau pengepakan termasuk WIP. Hal ini penting untuk menghitung persediaan yang masih “terikat” dalam proses produksi.
- Industri Farmasi: Tablet yang sudah dicetak tetapi belum dikemas atau diberi label dikategorikan sebagai WIP. Meskipun bahan aktif sudah diproses, produk belum siap untuk distribusi atau dijual.
- Industri Logam dan Mesin: Komponen mesin yang telah melalui pemotongan dan pengelasan namun belum dirakit menjadi mesin lengkap atau diuji performanya termasuk WIP. Tahapan ini menunjukkan investasi material dan tenaga kerja yang sedang berjalan.
Dengan memahami WIP secara rinci, manajemen produksi dapat memantau efisiensi, mengurangi pemborosan, dan merencanakan kapasitas produksi dengan lebih akurat. Kontrol WIP juga membantu menghindari keterlambatan produksi dan memastikan aliran proses tetap lancar.
Baca juga: 10 Software Manufaktur Terbaik di Indonesia 2025
Teknologi Pendukung Work in Progress
Work in Progress (WIP) membutuhkan dukungan teknologi untuk memastikan setiap tahapan produksi dapat dipantau secara akurat dan real-time. Dengan integrasi sistem digital, perusahaan dapat mengurangi bottleneck, meningkatkan visibilitas proses, dan mengoptimalkan perencanaan produksi.
- Manufacturing Execution System (MES)
MES menjadi tulang punggung pemantauan WIP karena berfungsi merekam aktivitas produksi secara langsung di lantai pabrik, mulai dari status mesin, jumlah output, hingga penyebab downtime. - ERP (Enterprise Resource Planning) Berbasis Manufaktur
Software ERP mendukung pengelolaan WIP melalui integrasi data persediaan, perencanaan produksi, pembelian material, dan laporan performa sehingga pengambilan keputusan lebih cepat dan terukur. - Barcode & QR Code Scanning System
Teknologi ini mempercepat pelacakan barang setengah jadi di setiap work station, meminimalkan human error, dan memastikan akurasi jumlah material yang sedang diproses. - RFID (Radio Frequency Identification)
Mendukung kontrol WIP otomatis tanpa perlu scanning manual, sangat efektif bagi industri dengan volume tinggi atau layout pabrik yang kompleks. - IoT (Internet of Things) pada Mesin & Sensor Produksi
Sensor IoT memungkinkan deteksi kondisi mesin secara real-time, memperkirakan kebutuhan perawatan, dan mencegah WIP terhenti karena mesin bermasalah. - SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition)
SCADA digunakan untuk visualisasi status operasi mesin dan jalur produksi sehingga operator dapat memonitor beban produksi dan mengurangi idle time. - Advanced Planning & Scheduling (APS)
Mendukung perencanaan produksi yang lebih presisi berdasarkan kapasitas mesin aktual, meminimalkan kemacetan WIP, dan menurunkan lead time. - WMS (Warehouse Management System)
Mengelola kombinasi material dan barang setengah jadi untuk memastikan penyediaan material tidak menghambat proses produksi. - Digital Kanban System
Menggantikan kanban manual dengan sistem otomatis untuk mengelola aliran produksi berdasarkan permintaan (pull system) sehingga WIP lebih terkendali. - Dashboard Real-Time & Production Analytics
Menyediakan insight visual KPI seperti WIP volume, cycle time, takt time, bottleneck, dan Overall Equipment Effectiveness untuk mempermudah decision making.
Contoh Brand ERP dengan Fitur Pendukung WIP
Digitalisasi proses produksi telah menjadi kebutuhan utama bagi industri manufaktur untuk mengendalikan Work in Progress (WIP) secara lebih efektif dan akurat. Dengan memanfaatkan ERP yang terintegrasi dengan teknologi seperti MES, IoT, dan barcode/RFID tracking, setiap tahapan produksi dapat dipantau real-time sehingga mengurangi bottleneck dan meningkatkan efisiensi. Berikut brand ERP dengan fitur pendukung WIP:
- SAP S/4HANA
Solusi ERP enterprise kelas tinggi, cocok untuk perusahaan besar dengan proses manufaktur kompleks, yang memerlukan integrasi menyeluruh dari produksi, inventory, keuangan, hingga rantai pasok - Acumatica
Cloud ERP ini menawarkan Production Management Module yang mendukung pembuatan dan pengelolaan production order, pelacakan WIP (work-in-process), pencatatan biaya produksi (material, tenaga kerja, overhead), serta pelacakan lot/serial number. - Epicor Kinetic
ERP ini dirancang khusus untuk manufaktur skala menengah dengan fungsionalitas mendalam di bidang produksi, supply-chain, manajemen inventori, dan manajemen operasional pabrik. - Oracle NetSuite
ERP berbasis cloud dengan modul manufaktur dan supply-chain lengkap. Cocok untuk perusahaan menengah hingga besar yang ingin kemudahan akses dan integrasi lintas fungsi. - Microsoft Dynamics 365
ERP dengan kekuatan integrasi ke ekosistem Microsoft (Office 365, Power BI, Azure), dengan modul manufaktur, inventori, dan supply-chain. Cocok bagi perusahaan yang sudah memakai alat Microsoft dan butuh ERP fleksibel. - Odoo
ERP open-source/modular yang cocok untuk UKM atau usaha kecil-menengah. Meskipun lebih ringan, Odoo menyediakan modul manufaktur, manajemen inventori/warehouse, dan supply-chain. - Syspro
ERP yang difokuskan pada manufaktur dan distribusi, dengan fitur inventory management, quality control, dan visibilitas operasi manufaktur. Cocok untuk bisnis manufaktur/produksi & distribusi.

Kesimpulan
Secara keseluruhan, Work in Progress (WIP) merupakan indikator penting yang membantu perusahaan dan tim proyek memahami status pekerjaan atau produk yang sedang dalam proses, mengidentifikasi hambatan, serta mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
Dengan pengelolaan WIP yang tepat, organisasi dapat meminimalkan risiko keterlambatan, menjaga kualitas hasil akhir, dan meningkatkan efisiensi alur kerja secara keseluruhan. Pemahaman yang mendalam tentang WIP, baik dalam konteks manufaktur maupun proyek, menjadi dasar penting dalam perencanaan kapasitas, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan berbasis data.
Bagi perusahaan yang ingin mengelola produksi atau proyek dengan lebih efektif, pemilihan software yang tepat menjadi faktor kunci. Review-ERP dapat membantu Anda mengevaluasi dan memilih sistem ERP yang sesuai dengan kebutuhan bisnis, sehingga pengelolaan WIP dan proses operasional menjadi lebih terstruktur, efisien, dan terkontrol.
